Untuk
menjadi seorang guru yang baik tidaklah semudah membalik sebuah telapak
tangan. Selain diperlukan keikhlasan dan ketulusan dalam berbagi
ilmu dengan anak didiknya, guru juga harus dapat membuat strategi
bagaimana menciptakan iklim belajar yang menyenangkan. Proses
pembelajaran akan menyenangkan bila guru dapat menjadi teladan bagi anak
didiknya, cekatan dalam merespon kebutuhan anak didik, siap kapanpun
untuk diajak diskusi, terjalin komunikasi yang efektif antara guru
dengan anak didik dan dapat menjadi
pendengar yang baik atas persoalan
belajar anak didiknya.
Menjadi guru yang
baik bukan soal tentang sifat guru tersebut baik, melainkan bagaimana
guru mengatur irama pembelajaran. Guru yang sifatnya baik pun akan
marah bila perilaku anak didik tidak tertib. Anak didik dikatakan
tertib di kelas bila mengerjakan suatu aktivitas atau kesibukan yang
bermakna.
Banyak guru yang menginginkan anak
didiknya tertib, lalu ia memberikan soal-soal yang sulit dengan harapan
si anak didik dapat sibuk dan memanfaatkan waktunya untuk mengerjakan
soal tersebut. Sehingga kelas akan tertib dan tenang, tidak
menimbulkan kegaduhan atas perilaku anak didik. Tetapi terkadang guru
lupa, bahwa dalam satu kelas, tidak semua anak didik memiliki kemampuan
belajar yang sama. Sehingga hanya anak yang perilakunya sudah baik
saja yang mampu mengerjakan soal tersebut, sedangkan anak yang
perilakunya kurang baik, menjadi semakin bingung, gelisah dan cepat
bosan karena si guru memberikan soal sulit tanpa memberikan jalan
keluar. Situasi kelaspun menjadi tidak tertib karena anak didik yang
tidak mampu mengerjakan soal tersebut justru akan membuat ulah.
Ujung-ujungnya guru akan merasa gagal mengajar anak didiknya di hari
itu.
Oleh karena itu, seorang guru yang baik
hendaklah dapat membuat jam pelajaran berlangsung tanpa terasa. Baik
guru dan anak didik sama-sama merasakan kenikmatan dalam proses belajar
mengajar. Situasi belajar yang menyenangkan ini dapat tercipta
berkat kreatifitas dan usaha yang dilakukan oleh guru. Banyak cara
untuk menjadi seorang guru yang baik.
Menurut Risang Melati dalam bukunya Kiat Sukses Menjadi Guru PAUD yang Disukai Anak-anak, bahwa seorang guru yang baik harus :
- Membuat perencanaan mengajar (lessons plan) untuk seminggu kedepan
- Selalu update rencana pengajaran setelah dan sebelum mengajar
- Tidur yang cukup setiap hari. Hal ini penting agar suasana hati kita terjaga dan tidak mudah emosi
- Rencanakan pengajaran dalam tim, jika tidak mungkin konsultasikan formal dan informal rencana pengajaran pada sesama rekan guru
- Masuk kelas lebih awal bisa 3 menit atau 5 menit lebih awal
- Pikirkan 3 strategi atau rencana dalam mengajar, dengan demikian anak yang cepat selesai tetap punya kegiatan
- Saat mengajar sempatkan memotivasi siswa. Untuk memotivasi perlu mendalami karakter anak terlebih dahulu
- Tebarkan senyum pada seisi kelas
- Ucapkan salam dan sapa serta tunjukkan semangat saat akan mengajar
- Berikan soal yang menantang, bukan sekedar sulit
- Minta siswa untuk mengajarkan siswa lainnya jika Ia sudah selesai
- Kurangi gaya “one man show” saat mengajar. Kurangi untuk menceramahi siswa. Biarkan siswa juga berbicara di kelas, berbagi mengenai strateginya dalam mengerjakan soal yang diberikan
Sedangkan menurut pakar pendidik yang
biasa dipanggil pakde Sofa, bahwa seorang guru bagi anak usia dini yang
baik harus memiliki 14 kriteria sebagai berikut :
- Sabar
Seorang
guru perlu memiliki kesabaran yang tinggi dalam menghadapi anak
didiknya. Kesabaran merupakan suatu kondisi dimana seseorang dapat
mengendalikan emosinya ketika dihadapi suatu kondisi tertentu.
Misalnya seorang guru sering dihadapi dengan berbagai tingkah laku anak
didik, yang terkadang tingkah laku tersebut tidak menyenangkan, sulit
diatur, membuat gaduh suasana kelas sehingga berpengaruh terhadap proses
belajar mengajar. Kondisi ini tentunya akan memancing emosi guru
untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Disinilah tantangan guru
agar dapat tetap bersabar menghadapi berbagai perilaku anak didiknya.
Oleh karena itu penting pula bagi guru agar memahami perilaku dan
karakter tiap anak agar guru dapat lebih bijaksana menangani tiap anak.
- Penuh kasih sayang
Ketika berada di lingkungan sekolah,
guru merupakan orang tua bagi anak didiknya. Anak usia dini, relatif
masih sangat muda membutuhkan kasih sayang penuh dari orang tuanya,
oleh karena itu peran guru sebagai orang tua di sekolah harus mampu
memberikan kasih sayang tulus kepada semua anak didiknya, selalu
memperhatikan kesulitan yang dihadapi anak didik, sehingga anak akan
merasa aman, tenang dan bahagia, seperti mereka mendapatkan kasih sayang
dari orang tuanya di rumah. Bila guru mampu melakukan hal ini maka
anak didik akan merasa senang ketika dekat dengan gurunya.
- Penuh perhatian
Seorang guru yang baik harus memiliki
sifat penuh perhatian kepada anak didiknya. Artinya bahwa guru harus
peka melihat segala sesuatu perubahan yang terjadi pada anak
didiknya. Misalnya ketika seorang anak yang biasanya ceria dan
semangat belajar di kelas, suatu waktu anak tersebut menjadi sensitif,
mudah menangis dan tidak semangat belajar. Guru yang penuh perhatian
tentunya akan mengetahui perubahan tersebut dan berusaha mencari tahu
penyebabnya serta membantu mnecarikan solusi atas permasalahan yang
dihadapi si anak didik.
- Ramah
Guru yang baik hendaknya selalu
menunjukkan perilaku yang menyenangkan bagi orang lain. Ketika masuk
ke dalam kelas, sebaiknya berikan senyuman kepada seisi kelas, jangan
bermuka masam, cemberut dan berkesan galak. Kemudian sapa seluruh anak
didik dengan ramah dan ucapkan salam kepada mereka. Buat anak didik
merasa nyaman dengan kehadiran guru di dekat mereka, sehingga mereka
merasa tidak cemas dan tidak takut kepada sosok seorang guru.
Melainkan guru dapat dijadikan teman bahkan sahabat bagi anak didik.
- Toleransi terhadap anak
Toleransi merupakan suatu perilaku
dimana guru tidak memaksakan kehendak pada anak dan mau mengerti apa
yang sedang dihadapi anak. Contoh seorang guru sedang mengajar di
dalam kelas dan meminta anak untuk menggambar sesuai dengan tema
binatang pada saat itu. Adi ketika diminta untuk menggambar malah
membuat gambar kapal terbang sesuai dengan kesenangannya. Seorang guru
yang memiliki sifat toleransi akan memberi kesempatan pada Adi untuk
menyelesaikan gambarnya, baru kemudian meminta Adi untuk menggambar
dengan tema binatang seperti anak-anak lainnya.
- Empati
Empati merupakan suatu sifat dimana guru
dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didiknya. Contohnya
ketika sedang belajar di dalam kelas, Nadia terlihat murung dan tidak
bergairah untuk mengikuti kegiatan. Seorang guru yang memiliki sifat
empati tidak akan membiarkan anak didiknya sedih, guru akan mendekati
Nadia dan bertanya mengapa dia tidak mau mengikuti kegiatan seperti
teman-temannya. Apa yang dirasakan anak pada satu waktu tertentu
dapat dirasakan oleh gurunya pula. Sifat empati perlu dimiliki guru
agar guru memiliki rasa kepekaan terhadap apa yang dialami atau
dirasakan anak didik, sehingga dengan sifat seperti itu guru dapat
membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak.
- Penuh kehangatan
Guru yang memiliki sifat penuh
kehangatan ditandai dengan kemampuan menciptakan suasana yang penuh
dengan keriang gembiraan, bebas dari rasa takut dan cemas. Suasana
seperti ini dapat diciptakan guru dalam kondisi dan waktu apapun. Anak
tidak takut dengan guru yang penuh kehangatan dan bahkan anak merasa
aman dan selalu ingin dekat dengan gurunya.
- Menerima anak apa adanya
Setiap anak yang belajar di taman
kanak-kanak terlahir dari keluarga yang berbeda dan anak memiliki
karakteristik sendiri-sendiri. Guru tidak dapat menyamakan anak dan
memperlakukan sama pada semua anak karena setiap anak punya sifat dan
kemampuan yang berbeda-beda. Guru perlu menerima anak apa adanya
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Seringkali guru lebih
menyenangi anak yang bermuka cantik atau tampan, kaya, pandai, lucu dan
menyenangkan. Padahal setiap anak memiliki kelebihan dan
kekurangannya.
Guru yang memperlakukan anak berbeda karena lebih senang pada anak tertentu dapat mengakibatkan anak merasa tidak diperhatikan, tidak disayangi atau merasa dianak tirikan. Guru tidak bertindak untuk satu anak tetapi guru berperan untuk
semua anak, oleh karenanya guru harus dapat menerima anak apa adanya.
Guru yang memperlakukan anak berbeda karena lebih senang pada anak tertentu dapat mengakibatkan anak merasa tidak diperhatikan, tidak disayangi atau merasa dianak tirikan. Guru tidak bertindak untuk satu anak tetapi guru berperan untuk
semua anak, oleh karenanya guru harus dapat menerima anak apa adanya.
- Adil
- Dapat memahami perasaan anak
Anak adalah seorang individu yang masih
sangat labil, perilaku anak senantiasa dipengaruhi oleh
lingkungannya. Bila anak diperlakukan menyenangkan maka anak akan
tampil cerah ceria, anak bermain-main ke sana kemari dengan rasa gembira
dan kadang tidak mengenal waktu. Namun bila anak diperlakukan tidak
menyenangkan, sering dipersalahkan, banyak dilarang dan bentuk perlakuan
lainnya membuat anak tidak dapat tampil ceria seperti anak lain.
Suasana psikologis yang dialami anak akan mempengaruhi bagaimana
perilaku anak. Bila guru menghadapi situasi anak seperti contoh di
atas maka guru seyogyanya dapat
memahami apa yang dialami anak didiknya. Mengapa anak menunjukkan sikap seperti itu. Seorang guru yang dapat memahami perasaan anak akan dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada anak didiknya. Melalui sikap seperti ini guru dapat menetapkan langkah bantuan apa yang dapat dilakukan guru untuk membantu mengatasi apa yang dialami anak.
memahami apa yang dialami anak didiknya. Mengapa anak menunjukkan sikap seperti itu. Seorang guru yang dapat memahami perasaan anak akan dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada anak didiknya. Melalui sikap seperti ini guru dapat menetapkan langkah bantuan apa yang dapat dilakukan guru untuk membantu mengatasi apa yang dialami anak.
- Pemaaf terhadap anak
Guru yang pendendam akan memperlakukan
anak tertentu dengan perilaku yang tidak menyenangkan, misalnya dengan
sering mengancam anak, padahal dengan sikap pemaaf atas perbuatan anak
dapat menumbuhkan sikap untuk menerima anak apa adanya, lebih mengerti
perkembangan anak dan sebagainya.
- Menghargai anak
Rasa dihargai merupakan salah satu aspek
kebutuhan setiap individu yang perlu dipenuhi termasuk anak taman
kanak-kanak. Sekecil-kecilnya kemampuan yang ditunjukkan anak, guru
harus mampu menghargainya. Ungkapan terima kasih atas perilaku atau
jasa yang sudah dilakukan anak merupakan salah satu wujud penghargaan
guru terhadap anak.
- Memberi kebebasan pada anak
Anak usia taman kanak-kanak adalah sosok
individu yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, anak memiliki
sifat berpetualang dan tidak mengenal takut, dalam situasi apapun dan
dimanapun anak tidak mengenal lelah, ingin selalu tahu dan ingin selalu
mencoba. Untuk memfasilitasi berbagai sifat yang dimiliki anak taman
kanak-kanak maka guru perlu memiliki sikap memberi kebebasan pada anak
untuk mencoba, menemukan, memilih sesuatu sesuai dengan minat dan
kebutuhannya, anak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri
sesuai dengan pola berpikir anak. Kebebasan yang diberikan guru dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan memberi kesempatan pada anak untuk
mengembangkan kreativitasnya.
- Menciptakan hubungan yang akrab dengan anak
Memfasilitasi tumbuh kembang anak
merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan guru taman kanak-kanak.
Anak memiliki potensi untuk berkembang baik potensi fisik,
intelektual, sosial, emosi, maupun bahasa. Pengembangan berbagai
aspek perkembangan ini tidak lepas dari pengaruh lingkungan yang ada
disekitar anak termasuk bagaimana pola interaksi yang terjadi antara
anak dan guru. Guru perlu menciptakan hubungan yang akrab dan
menyenangkan dengan anak agar dapat mendorong pencapaian perkembangan
seperti yang diharapkan. (Bunda Ranis)
Referensi :
Melati, Risang. Kiat Sukses Menjadi Guru PAUD yang Disukai Anak-anak. Yogyakarta : Araska. 2012